Id, merupakan bagian dari alam bawah sadar manusia, yaitu fungsi yang bersifat irasional dan emosional dalam pikiran, didominasi oleh prinsip-prinsip kesenangan. Freud menyatakan bahwa Id mengandung ‘segalanya yang diwariskan, yang ada saat kelahiran, yang tetap berada dalam kejasmanian - di atas semuanya, dengan demikian, adalah insting, yang berasal dari organisasi somatik dan yang menemukan ekspresi kejiwaan pertamanya dalam id pada bentuk yang tidak kita ketahui.”[1] Id adalah pikiran primitif yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan dasar. Pikiran bayi yang baru lahir sepenuhnya dikendalikan oleh Id, yang hanya memikirkan kepuasan mengenai perasaan dan kebutuhan dasar
Bagian kedua, yaitu Ego, berkembang di saat umur si anak mencapai kurang lebih tiga tahun, ketika ia mulai berinteraksi dengan dunia di luar dirinya. Ego, menurutnya, ‘memiliki tugas akan pemeliharaan-diri… yang dilakukannya dengan waspada terhadap rangsangan dari luar, dengan mengingat pengalamannya (dalam memori), dengan menghindar dari rangsangan yang berat (melalui pelarian diri), dengan berkompromi dengan rangsangan yang lebih ringan (melalui adaptasi), dan akhirnya, dengan belajar melakukan modifikasi-modifikasi tertentu pada dunia eksternal untuk memberikan keuntungan pribadi (melalui aktivitas)… dalam hubungannya dengan id, ego melakukan tugasnya dengan mengontrol insting.”[2] Mengenai Ego, Freud menggunakan analogi penunggang kuda, di mana Ego sebagai penunggangnya dan Id sebagai kudanya, di mana si kuda memberikan tenaga dan alasannya sementara sang penunggang mengontrol arah ke mana si kuda melaju (namun di saat-saat yang sulit, si kuda kadangkala mengambil keputusan sendiri pada dataran yang berbatu tajam).
Sementara bagian terakhir, Super-Ego, menyimbolkan suatu figur ayah dan regulasi kultural. Super-Ego merupakan bagian moral dari pikiran, yang terdapat pada area bawah sadar, di mana ia menyimpan nilai-nilai parental dan masyarakat; dan merupakan lawan bagi Id. Super-Ego terbentuk pada penolakan terhadap Oedipus complex, oleh identifikasi dan internalisasi figur ayah setelah sang anak lelaki (menurut Freud Super-Ego dimulai di usia lima tahun) tak dapat memperlakukan ibunya sebagai obyek cinta karena takut dikebiri:
‘Super-Ego mempertahankan peran ayah, yang sebelumnya merupakan Oedipus complex yang lebih kuat yang dengan cepat jatuh pada penindasan (di bawah pengaruh otoritas, pengajaran agama, sekolah, dan sumber bacaan), si penindas di kemudian hari menjadi dominasi super-ego terhadap ego - dalam bentuk kesadaran penuh atau mungkin rasa bersalah di bawah sadar.’ [3]
Super-Ego menyempurnakan peradaban seorang manusia, menekan segala desakan Id yang tak dapat diterima serta berusaha agar Ego bertindak pada standar-standar idealis daripada prinsip-prinsip realistik. Freud menggambarkan Super-Ego sebagai ‘bukan hanya kepribadian orang tua itu sendiri, namun juga tradisi keluarga dan ras yang diwariskan melalui mereka… Super-Ego seorang individu dalam perkembangan dirinya mengambil alih kontribusi dari pewaris dan pengganti orang tuanya di kemudian hari.’[4]
Super-Ego terdiri dari dua bagian, Ego Ideal dan Hati Nurani (Conscience). Ego Ideal merupakan kumpulan peraturan-peraturan yang diakui dan disetujui oleh orangtua dan figure otoritatif lainnya; serta merupakan standar bagi kelakuan-kelakuan yang baik. Mengikuti Ego Ideal akan membawa individu kepada kebanggaan dan keberhasilan. Sementara Hati Nurani mengandung informasi mengenai kelakuan-kelakuan yang dianggap buruk oleh orang tua dan masyarakat, di mana pelanggaran terhadap Hati Nurani akan mengakibatkan konsekuensi-konsekuensi yang buruk seperti hukuman, perasaan bersalah dan penyesalan.
Super-Ego sangat berkaitan dengan Hati Nurani, di mana Super-Ego bertindak sebagai hati nurani yang mempertahankan rasa moralitas seseorang dan menjauhi hal-hal yang tabu, meskipun Super-Ego merupakan wilayah bawah sadar sementara Hati Nurani terdapat pada pikiran sadar kita.
Jadi Id, ego da super ego memilki kesamaan berupa sama-sama bekerja di alam bawah sadar seseorang. Id terdapat ketika bayi, ketika yang dipikirka hanyalah kepuasan mengenai perasaan dan kebutuhan dasar. Ego terdapat ketika seseorang berumug kurang lebih 3 tahun, ego bertugas sebagai pengontrol instingnya. Sedangkan super ego terdapat ketika berumur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar