- Herakleitos
Herakleitos, adalah salah seorang filsuf Yunani kuna, pra Sokrates. Ia hidup kurang lebih sekitar tahun 470 s.M. dan memiliki pendapat bahwa dasar semua materi adalah api. Api berubah terus, api adalah suatu hal yang khaotis
Herakleitos adalah salah seorang "filsuf alam", sebuah istilah yang dipakai untuk merujuk kepada para filsuf Yunani pra Sokrates ini.
Herakleitos dianggap seorang pesimis. Semuanya selalu berubah menurutnya. Ia antara lain terkenal karena kalimat berikutnya ini:
"Seseorang tidak bisa dua kali masuk ke sungai yang sama."
Akan tetapi filsafatnya juga ada segi positifnya, yaitu di balik khaos ini ada logikanya yang mengatur semuanya.
Buah pikirannya
“segala sesuatu bergerak terus-menerus dalam perubahan yang abadi. Hakekat keberadaan adalah perubahan. Yang abadi adalah perubahan itu sendiri. Dunia adalah suatu harmoni yang besar dalam ketegangan dan perlawanan untuk menuju keselarasan yang indah.”
- Theophrastus
Theophrastus (Bahasa Yunani Θεόφραστος, lahir 370 SM — wafat 285 SM), adalah seorang filsuf Yunani Kuno. Ia merupakan penerus Aristoteles di sekolah Peripatetik, dan ia sendiri berasal dari Eressos di Pulau Lesbos. Kisah hidup dan biografinya diceritakan dalam Hidup dan Pendapat dari
Ia pertama kali mengenal filosofi dari Leucippus atau Alcippus di Lesbos. Setelah itu ia pergi ke Athena, dan menjadi anggota kelompok Plato. Setelah meninggalnya Plato, Theophrastus mengikuti Aristoteles, dan menemaninya ke Stagira. Disana ia berteman akrab dengan Callisthenes, yang kemudian belajar bersama-sama Aleksander Agung.
Aristoteles menjadikannya sebagai wali dari anak-anaknya, serta mewariskan perpustakaan dan karya-karya aslinya pada Theophrastus[1] dan mengangkatnya sebagai penerusnya di Lyceum (sekolah Yunani). Eudemus dari Rhodes juga menginginkan jabatan tersebut, dan Aristoxenus disebutkan marah atas pilihan Aristoteles. Dalam pimpinannya sekolah tersebut menjadi sangat maju--menurut Diogenes jumlah siswa pernah mencapai 2000. Menander merupakan salah satu muridnya. Theosprastus sangat terkenal pada zamannya, ia dihormati oleh Philip II, Cassander dan Ptolemy.
Theophrastus memimpin sekolah Peripatetic selama 35 tahun, dan meninggal pada umur 85, menurut Diogenes. Konon ia berkata "Kita meninggal ketika kita baru mulai hidup." Ia lalu dimakamkan secara besar-besaran, dan "seluruh rakyat Athena, amat menghormatinya, mengantarnya ke kuburnya" (Diogenes Laertius).
Buah pikirannya
“tiap element (earth, water, fire, & air) punya spirits.
The spirits of the earth are gnomes.
The spirits of water are undines.
The spirits of fire are salamanders.
The spirits of air are sylphs.
The word 'gnome' comes from Greek words 'geo' & 'nomos' which means earth knower.
Gnomes draw their power from knowledge, sylphs from mind, salamander from energy, & undines from emotion.”
3. Pythagoras
Pythagoras (582 SM – 496 SM, bahasa Yunani: Πυθαγόρας) adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya.
Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai dirinya.
Salah satu peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia lah yang pertama membuktikan pengamatan ini secara matematis.[1]
Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan. Ketika muridnya Hippasus menemukan bahwa , hipotenusa dari segitiga siku-siku sama kaki dengan sisi siku-siku masing-masing 1, adalah bilangan irasional, Pythagoras memutuskan untuk membunuhnya karena tidak dapat membantah bukti yang diajukan Hippasus.
Buah Pikirannya
“teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya)”
4. Hippocrates
Hippokrates (460 SM - 370 SM) adalah seorang ahli fisika dari Yunani kuno, yang kini dikenal sebagai figur medis yang paling terkemuka sepanjang masa, maka dari itu ia disebut "Bapak Kedokteran". Ia belajar dunia kedokteran dari sekolah kedokteran Kos dan mungkin merupakan salah satu murid dari Herodikus. Tulisan hasil karyanya yang dikenal dengan Corpus Hippocraticum telah membuang semua pemikiran takhyul masyarakat Yunani kuno mengenai penyakit dan obat-obatan.
Tulisan-tulisan Hippokrates pun masih ada yang dipergunakan hingga saat ini, seperti Sumpah Hippokrates (Hippocratic Oath) dan berbagai risalat lainnya.
Buah Pikirannya
“Hippocrates (Bapak Kedokteran; penemu ilmu medis modern) memisahkan ilmu medis dari agama, magic dan takhyul. Ia menolak keyakinan yang berkembang pada masa Yunani itu bahwa Tuhan (dewa) mengirimkan penyakit fisik dan gangguan mental sebagai bentuk hukuman.
Hippocrates menjelaskan tentang pentingnya otak dalam mempengaruhi pikiran, perilaku dan emosi manusia. Menurutnya, otak adalah pusat kesadaran, pusat intelektual dan emosi. Sehingga jika cara berpikir dan perilaku seseorang menyimpang atau terganggu berarti ada suatu masalah pada otaknya (otaknya terganggu).”
- Anaximander
Anaximander (bahasa Yunani: Ἀναξίμανδρος; 610 SM – 546 SM) adalah siswa Thales; sang filsuf pertama. Ia hidup pada abad ke 6 S.M. di Miletos pula
buah Pikirannya
“bahwa permulaan yang pertama, tidaklah bisa ditentukan (apeiron), karena tidaklah memiliki sifat-sifat zat yang ada sekarang”
SUMBER : persatuan.web.id
staffsite.gunadarma.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar